Halaman

Selasa, 11 Februari 2014

prinsipnya...

hallo sobat.. Alhamdulilah sekarang Alfira dengan senang hati akan memposting hal mengenaii.. Kepribadian dan Akhlaq.

dalam keadaan menginjak usia dewasa, pasti sudah banyak pengalaman dan lika liku kehidupan yang dirasakan, bukan? mulai dari hal yang pahit sampai hal yang menyenangkan dan super duper menyenangkan. hari demi hari kita selalu belajar mengatasi persoalan hidup yang tidak akan pernah berhenti hingga ajal menjemput. lalu bagaimana dengan sebagian dari teman kita yang mengatasi persoalan hidupnya tidak dengan cara yang sewajarnya..? mereka emosi, kesal, memendam amarah, dll yang hanya akan menimbulkan ketidak tenangan dalam diri manusia itu sendiri, kan? adakah yang bisa memberi tahu apa manfaat drri emosi, kesal, dan memendam amarah, dengki, dll? Na'udzubillahi min dzalik, itu semua hanya akan berujung pada jawaban bahagia di atas penderitaan orang lain. 

Bukankan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam adalah orang yg paling tenang hatinya? ia senang ketika melihat seseorang mendapatkan nikmat, dan ia sedih ketika seseorang tertimpa bencana ataupun musibah. teman... suka kah kita dengan teman yang gemar memendam emosi dan kedengkian yang cukup lama terhadap saudaranya sendiri? dan fikirkanlah, bagaimana jika anda merupakan 1 dari korbannya? apakah anda merasa senang, ataukah anda merasa berkecil hati? saya dan anda sudah mengetahui jawabannya.

 pasti kita tidak senang berteman dengan orang yang memiliki sifat mazmumah.. maka dari itu, coba lah mulai lah dari sekarang perbaiki akhlaq kita terhadap orang orang yang berada di sekitar lingkungan kita, agar mereka merasa nyaman dan aman jika berada dan bersahabat dengan kita. padahal Allah subhana wa ta'ala telah tegas menyatakan bahwa "wainnaka la'alaa khuluqil 'adziim" yang artinya "dan sungguh engkau (muhammad) berada di atas akhlaq yang agung" ini menunjukan bahwa tauladan kita, yang telah membawa kita dari kegelapan menuju Annuur, ia memiliki akhlaq yang sangat agung, sangat mulia yang patut kita contoh kepribadiannya dami merai Ridho dan Kasih Sayang Allah semata, maka dari itu,

 bagaimana mengatasi hati yang lemah, hati yang selalu mudah terbawa arus arus negatif?
 marah boleh saja, silahkan...

 kita lihat bagaimana sang khaifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu memiliki sifat yang keras, sesekali ia pernah marah dengan anak nya sendiri, yaitu Hafshah radhiyallahu 'anhaa yang juga sebgai istri nabi Muhammad shallalahu 'alahi wasalam, ia juga pernah marah bahkan sampai memukul hingga yang dipukul itu jatuh pingsan. wah.. sobat kita tidak boleh ber negative thinking dulu ya kepada khalifah yang dijuluki Al - Faruq ini. bagaimana pun juga ia adalaha sahabat nabi lalu kita temukan jawabannya yuk. kenapa sih Umar sampai tega memarahi Hafshah? dikarenakan Hafshah mengadu kepada sang ayah betapa cemburunya Hafshah kepada istri istri nabi yang lain sehingga marahlah sang ayah kepada anaknya.

 lalu mengapa Umar bin Khattab sampai rela memukul seseorang sampai ia terjatuh pingsan? ternyata jawabannya adalah si Fulan ini berani untuk mentakwil Al - Qur'an. nah kalau dengan alasan yang logis, kita boleh marah. eits.. marah karena Allah dan memebenci karena Allah juga ya.. lihat bagaimana sabda Rasulullah 'alaihi sholatu wassalam :

من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان.
“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan menahan (tidak memberi) karena Allah. Sungguh ia telah menyempurnakan keimanan.” 

Dan Umar ibn Khattab sendiri pernah berkata : “Jika engkau mencintai janganlah berlebihan seperti seorang anak kecil mencintai sesuatu. Dan, jika engkau membenci, janganlah berlebihan hingga engkau suka mencelakai sahabatmu dan membinasakannya.”


begitulah kurang lebih penjelasan dari posting Alfira kali ini.. sampai berjumpa lagi.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar